Di televisi Aku melihat para bangsat
Sembari keluar dari kendaraan hasil keringat rakyat
Berkoar dengan mulut busuk tak kenal akhlak
Berjalanpun membusungkan dada bagai gajah bengkak
Sandiwara pun mulai digelar
Yang salah mulai terbiar
Menyisakan tangis orang yang benar
Dalam kerangkeng demokrasi yang tertular cacar
Aduh biyung .. kenapa mereka terus bergaya
Dengan setelan jas penuh darah
Lalu .. bagaimana aku tak marah
Hingga mereka kuhina dan kucerca
Dusta lagi-lagi dusta
Jauh harapan menggapai sejahtera
Sedangkan mereka berbagi harta
Rakyat terpuruk hanya menuai sengsara
Oohh.. kebenaran telah mati
Jika telah tertutup kertas bernilai
Tak malu mereka memegangnya
Padahal gambar di sana ada dua penggagas Indonesia
Tuhan … puas kami berdoa
Puas kami menangis hingga kering air mata
Ke mana keadilan yang kami idam-idamkan
Dalam Bangsa yang kami banggakan
Bangsa yang penuh oleh para bangsat
Haruskah anak-anak kami lahir
dalam negara yang penuh sandiwara busuk ini ??
Sembari keluar dari kendaraan hasil keringat rakyat
Berkoar dengan mulut busuk tak kenal akhlak
Berjalanpun membusungkan dada bagai gajah bengkak
Sandiwara pun mulai digelar
Yang salah mulai terbiar
Menyisakan tangis orang yang benar
Dalam kerangkeng demokrasi yang tertular cacar
Aduh biyung .. kenapa mereka terus bergaya
Dengan setelan jas penuh darah
Lalu .. bagaimana aku tak marah
Hingga mereka kuhina dan kucerca
Dusta lagi-lagi dusta
Jauh harapan menggapai sejahtera
Sedangkan mereka berbagi harta
Rakyat terpuruk hanya menuai sengsara
Oohh.. kebenaran telah mati
Jika telah tertutup kertas bernilai
Tak malu mereka memegangnya
Padahal gambar di sana ada dua penggagas Indonesia
Tuhan … puas kami berdoa
Puas kami menangis hingga kering air mata
Ke mana keadilan yang kami idam-idamkan
Dalam Bangsa yang kami banggakan
Bangsa yang penuh oleh para bangsat
Haruskah anak-anak kami lahir
dalam negara yang penuh sandiwara busuk ini ??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar