Selasa, 18 September 2012

Wajah Demokrasi Bangsa Kita


Demokrasi Ala Miyabi
Oleh : Muallimin, S.Th.I

Just Model : Maria Ozawa

Hebohnya media dengan kedatangan Miyabi ke Indonesia mampu mencuatkan nama artis porno asal Jepang tersebut. Terbukti dengan gampangnya nama Miyabi disebut-sebut oleh remaja-remaja Indonesia baik mereka tahu atau tidak siapa itu Miyabi sebenarnya. Miyabi mempunyai nama asli Maria Ozawa adalah artis porno asal negeri Matahari terbit, tepatnya kota Tokyo dan baru berumur 24 tahun, akan tetapi walaupun masih tergolong muda, luarbiasanya ia sudah membintangi ratusan film porno dan  sukses meraih pasar esek-esek di Indonesia.
Miyabi adalah suatu icon utama dalam dunia film urusan bawah perut  itu menuai kontroversi, atas inisiatif suatu rumah produksi film Indonesia dia didatangkan dan isu kedatangan Miyabi ke Indonesia mampu menarik animo publik untuk sekedar memberikan komentar hingga menjadikannya sebagai objek obrolan santai di warung kopi tukang ojek sampai lobi hotel para birokrat.
Kontroversi nama Miyabi di Indonesia bisa  jadi merupakan suatu potret betapa tingginya nilai dan norma masyarakat Indonesia akan suatu nilai keperawanan atau sebaliknya. Dengan hadirnya sosok pemeran porno dalam dunia perfilman Indonesia akan mengancam dunia film  Indonesia khususnya dan mengancam moral para remaja Indonesia pada umumnya, betapa tidak, seorang yang biasa memerankan tokoh pemuas hasrat lelaki tersebut didaulat menjadi sebuah judul film dan memang terbukti film tersebut dapat meraih keuntungan yang cukup signifikan walaupun tidak setinggi film-film yang membawa pesan moral seperti Ayat-Ayat Cinta dan Laskar Pelangi.
Tentu kita bertanya, apa kaitan Demokrasi dengan Miyabi, apakah sesuatu yang memang benar ada hubungannya atau hanya sekedar dihubung-hubungkan? Dua entitas berbeda di atas yakni Miyabi dan Demokrasi pada dasarnya memang tidak ada hubungannya, akan tetapi jika nama Miyabi dan icon yang disandangnya telah mengintegrasi Negara Indonesia maka kaitan antara Miyabi dan Demokrasi akan ada hubungannya, atas nama Demokrasi Miyabi dapat  hadir dan bermain peran di Indonesia, dalam demokrasi yang dianut Indonesia dewasa ini siapapun atau apapun dari yang baik sampai yang bejat sekalipun dengan kata-kata jawa sugeng rawuh dapat melenggang masuk ke Indonesia asal kedatangannya tersebut legal dan memenuhi prosedur yang telah ditetapkan.
Lagi-lagi atas nama Demokrasi, presiden dan perangkat-perangkatnya tidak dapat mengintervensi untuk melarang kedatangan Miyabi tersebut walaupun disinyalir banyak pihak baik dari golongan agamawan dan aktivis moral akan dapat berdampak strategis terhadap krisis moral dan akhlak di Negara  Indonesia tercinta ini. Budayawan juga memandang bahwa kedatangan Miyabi akan dapat memberi dampak signifikan terhadap pudarnya budaya Indonesia yang mengedepankan sopan-santun dan tabuisme terhadap hal-hal yang berkaitan dengan seks.
Seks merupakan sesuatu yang sakral dan berada di wilayah privat. Menurut budayawan dan agamawan seks tidak layak dan sangat tabu untuk dipublikasikan karena akan berdampak destruktif terhadap nilai dan norma etika Bangsa Indonesia yang memegang teguh budaya ketimuran yang selama ini diwariskan oleh nenek moyang kita. Seks adalah sesuatu yang harus disampaikan dengan benar kepada publik agar konotasinya tidak senantiasa miring dan negatif hingga dapat membawa kepada kemaslahatan atau kebaikan, namun apabila informasi tersebut disampaikan secara sembrono dan tanpa mengedepankan etika maka yang akan terjadi adalah kemerosotan moral remaja yang berada di tengah arus informasi yang luar biasa derasnya.
Di tengah gelombang informasi yang dapat diakses siapa saja melalui televisi, warung Internet bahkan sampai ke telepon genggam yang sudah  berubah fungsi  utamanya, hanya dengan menekan tombol klik maka informasi dengan gampang hadir dan  masuk kedalam rumah dan kamar-kamar kos remaja, lalu  jika informasi negatif yang diakses oleh remaja tersebut, apa yang akan terjadi ? tentu pikiran-pikiran negatif akan  merasuk hadir walaupun pendidikan akhlak senantiasa didengungkan di sekolah, maka di sini perlu peran kontrol dari pemerintah untuk mencegah dan mengambil tindakan preventif agar hal tersebut dapat dianulir. Tentunya peran orang tua terhadap kepedulian akan hal ini juga sangat diperlukan jika tidak mau anak-anak remajanya terkontaminasi dengan  informasi seks yang salah dan tidak berimbang. Peran masyarakat juga sangatlah penting karena komponen masyarakat merupakan kontrol utama terhadap perkembangan fenomena sosial.
Kembali ke peristiwa Miyabi di atas, hal tersebut menjadi pertanda rapuhnya pertahanan norma bangsa dan potret lemahnya kontrol pemerintah dalam menjaga adat ketimuran bangsa, sehingga hal tersebut dianggap sepele dibanding dengan kasus korupsi dan semacamnya yang lagi hangat diwacanakan. Peristiwa ini tentunya harus menjadi perhatian pemerintah dan  menjadi agenda strategis harus bagaimana ke depannya supaya tidak terjadi lagi dan terulang lagi. Atas nama Demokrasi, sebagai warga Negara yang menjunjung tinggi demokrasi, kepada pihak-pihak terkait janganlah mengkambinghitamkan Demokrasi yang menjunjung tinggi nilai keadilan dan kebenaran. Jika peristiwa ini sudah menjadi biasa di Negara ini, maka apa yang telah banyak diramalkan oleh budayawan, aktivis moral dan agawan akan terjadi dan semakin memburuk saja yang berujung kepada degradasi moral yang sistemik hingga bermuara kepada hilangnya citra bangsa Indonesia. Kiranya melalui tulisan ini pemerintah dapat menunaikan  kewajiban yang diemban olehnya sehingga rakyat Indonesia dapat  menilai bahwa pemerintah Indonesia masih sangat peduli dengan moral bangsa ini.

Related Posts by Categories

Tidak ada komentar:

Posting Komentar