Selamat Ulang Tahun Mahmud Ahmadinejad
Sang Pengadopsi Sumpah Pemuda Indonesia
oleh : Muallimin, S.Th.I
oleh : Muallimin, S.Th.I
Bagaimana
bayangan anda jika seorang Kepala Negara merayakan Ulang Tahun Kelahirannya?
Tentu yang tergambar adalah sebuah gedung yang megah, pakaian yang mahal dan
necis, makanan dan minuman yang berlimpah serta suasana yang gegap gempita.
Namun kita pasti
merasa kecele jika yang berulang
tahun itu adalah Mahmud Ahmadinejad, jangankan sebuah pesta, lilin kecil pun
belum tentu dinyalakan untuk memperingati hari lahirnya tersebut.
Ahmadinejad
adalah sosok pemimpin revolusioner bagi rakyat Iran, ia memimpin Iran dengan
penuh keberanian. Tak sedikitpun kepalanya tertunduk melihat kebesaran Amerika
dan Negara Eropa, ia berteriak lantang dalam pidato kenegaraannya tanpa
protokoler-protokoler yang rumit, berbicara dengan hati hingga dapat menyentuh
hati rakyatnya.
Ia sosok
pemimpin yang mempunyai keberanian dan ketegasan. Badai ancaman dan kecaman
sering dialamatkan padanya, akan tetapi prinsipnya tidak sedikit pun goyah,
kakinya tetap kuat jejak di tanah.
Ahmadinejad
adalah sosok pemimpin yang tak segan merakyat dan tak malu-malu menyuapi
makanan untuk kaum papa, dia sadar bahwa sebagai seorang pemimpin harus siap
menjadi orang yang justeru mempunyai kedudukan yang rendah, yakni sebagai
pelayan rakyatnya, seorang pelayan publik. Sebuah kesadaran tingkat tinggi yang
jarang dimiliki oleh para pemimpin di dunia bahkan Indonesia sekalipun.
Ahmadinejad sosok
pemimpin yang tegar, tidak cengeng dan senantiasa mengharap belas kasihan, ia
tidak suka tebar pesona, tidak suka menjilat dan dijilat, tidak suka mencla-mencle. Walaupun ia memiliki
postur tubuh yang tidak besar dan kekar, akan tetapi boleh dibilang
keberaniannya mampu meruntuhkan gedung pencakar langit yang ada di
negara-negara adidaya.
Kritik baginya
adalah sebuah evaluasi diri, ia bahkan tak pernah takut kepada presidennya
waktu ia menjabat sebagai walikota di Teheran. Waktu Muhammad Khatami yang
waktu itu menjabat sebagai presiden Iran terjebak macet dalam perjalanan ke
Teheran hingga keluar larangan kepadanya untuk menghadiri sebuah pertemuan
Dewan Menteri, ia tak menggubrisnya justeru sebaliknya ia berkata bahwa
persitiwa tersebut adalah sebuah pembelajaran bagi presiden tentang kondisi
rakyat yang sebenarnya.
Belajar dari
pengalaman tersebut, seharusnya presiden tidak dipisahkan dengan rakyat melalui
berbaagai macam protokoler-protokoler, harusnya seorang presiden tidak memagar
tinggi rumahnya, harusnya seorang presiden tidak duduk santai di balik kursi
empuk istana kepresidenannya. Jika rakyat menderita karena ia sibuk duduk di
istana negara, dengan segera mungkin Ahmadinejad akan memanggil Dinas Pekerjaan
Umum untuk merobohkan istana negaranya itu dan kemudian dibangunkannya sebuah
gubuk kecil terbuka terbuat dari kayu agar rakyat dapat melihat dengan kasat
mata bahwa ia bekerja dan bekerja.
Tak pernah
terjadi poster-poster Ahmadinejad di bakar dan diinjak-injak oleh rakyatnya,
tak pernah terjadi penyerupaan kerbau dengan dia, tak pernah pula terjadi peristiwa
cuci tangan terhadap bawahannya yang melakukan sebuah kesalahan dan tak segan
ia meminta maaf kepada rakyatnya apabila terdapat kebijakan yang salah dari
pemerintahan yang dipimpin olehnya.
Walaupun ia
bukan berasal dari seorang militer, akan tetapi disiplin diri menjadi hal wajib
dilaksanakannya. Tegas dan penuh wibawa tanpa kehilangan senyum di wajahnya
menjadikan pemimpin ini sangat disegani oleh kawan dan ditakuti oleh lawan.
Banyak sudah kemajuan yang dicapai dalam pemerintahannya, akan tetapi tak
pernah diekspose sedemikian hebohnya guna menambah-nambah simpati rakyat,
karena pada prinsipnya, ia bekerja menggunakan tangan dan bukan menggunakan
mulut. Ia berpikir bagaimana menitiskan semangat juangnya kepada para
penerusnya, bukan sibuk mempertahankan jabatan sehingga segala cara dapat
dihalalkan.
Seorang Kepala
Negara bukanlah manusia biasa, ia diberi kewenangan besar untuk mengatur sebuah
negara, dalam hal keduniawian kepala negara setingkat di bawah Penguasa Jagad
Raya. Jika ia adalah makhluk setengah dewa, seharusnya dapat dengan pasti
mengetahui kondisi rakyat yang kelaparan dan kekurangan pangan. Bukan malah
sibuk mengumbar kesuksesan dan keberhasilan, apalagi keberhasilan itu hanya
dibisiki oleh suara sumbang guna menjilat dan memperoleh kedudukan.
Walaupun dia di
belahan negara lain dihujat dan dicerca, akan tetapi ia tidak risau dengan
kejadian seperti itu, karena menurutnya sudah menjadi konsekwensi logis dari
apa yang diperbuatnya untuk membebaskan rakyatnya bahkan dunia sepenuhnya dari
keinginan brutal negara-negara munafik yang mendengungkan demokrasi dan
kebebasan berpendapat, tapi di sisi lain penjajahan baik secara terang-terangan
atau samar-samar tetap dihalalkan.
Ahmadinejad kini
berulang tahun yang ke 56 pada tanggal 28 Oktober tahun ini, sebuah momentum
kelahiran yang bertepatan dengan hari sumpah pemuda di negara kita. Semangat
sumpah pemuda yang sejatinya milik bangsa kita tanpa kita sadari telah
berpindah jauh dan diadopsi oleh pemimpin ke negeri kaum Syiah itu. Dalam
memperingati Sumpah Pemuda, sudah semestinya kita bangsa Indonesia mendoakan
Ahmadinejad agar kelak anak atau cucunya dapat bermigrasi ke Indonesia dan
menjadi pemimpin bangsa ini dan membawa kembali semangat Sumpah Pemuda yang
telah hilang dari bumi pertiwi Indonesia. kita berharap, Ahmadinejad dapat
membuka selimut tebal yang membungkus para pemuda Indonesia hingga terlelap
dalam mimpi manis yang dikonstruksi oleh kaum penjajah, baik penjajahan oleh bangsa lain maupun penjajahan oleh
bangsa sendiri.
Dalam kondisi
yang sedemikian kalutnya, kerusuhan kerap terjadi saat demonstrasi terjadi di
seluruh hampir kepulauan Indonesia, Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua
dan Bali kita sangat membutuhkan pemimpin yang berwatak seperti Ahmadinejad, Semangat
persatuan dalam sumpah pemuda terwujud dalam pemerintahannya, tidak ada
keinginan memisahkan diri dari Republik Iran oleh warganya, karena semua warga
negaranya terayomi dalam kemakmuran dan
tak ada marginalisasi seperti yang dirasakan oleh OPM dan RMS. Ia merupakan
sosok pemimpin yang mencintai dan dicintai rakyatnya, bukan hanya sekedar
mobilisasi dengan kaos betuliskan We Love Ahmadinejad pada saat kampanye atau
ucapan kagum yang berasal dari sekelompok manusia penjilat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar